Kamis, 12 Maret 2015

Teknik-Teknik Dasar Pemahaman Individu



Kegiatan Bimbingan dan Konseling tidak serta merta berjalan tanpa arah dan tujuan, dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling ada cara dan teknik dalam memahami individu yang akan melakukan bimbingan dan konseling agar mengetahui arah dan tujuan dilakukannya bimbingan dan konseling. Setiap individu yang melakukan bimbingan dan konseling memiiki masalah yang berbeda, maka konselor harus bisa memahami setiap individu dengan berbagai teknik yang ada. Pemahaman yang dilakukan oleh konselor melalui beberapa cara yang harus diperhatikan seperti :
1.      Pendekatan dengan alat-alat yang digunakan.
2.      Aspek-aspek pribadi yang akan dikembangkan.
3.      Mengolah dan menginterprestasi data agar dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman terhadap individu.
4.      Melakukan pelayanan.
Konselor harus memahami dan memperhatikan setiap individu dalam kegiatan bimbingan dan konseling yang meliputi keseluruhan kepribadian siswa beserta latar belakang yang berkaitan, tapat diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut :
1.      Identitas diri , terkait dengan berbagai aspek yang secara langsung menjadi cirri-ciri umum atau utama, keunikan pribadi misalnya nama, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
2.      Kondisi jasmani kesehatan.
3.      Kapasitas dan kecakapan, berkaitan dengan kemampuan yang bersifat potensial yang terkandung dan bersifat umum atau yang sering disebut dengan intelegensi (kecerdasan dasar)
4.      Sikap dan minat , sikap merupakan kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap seseorang ataupun situasi tertentu. Minat merupakan kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap sesuatu.
5.      Watak dan tempramen, merupakan  salah satu unsure yang paling utama dalam kepribadian seseorag sama dengan unsur-unsur kepribadian lainnya.
6.      Aspirasi sekolah dan pekerjaan / karier, merupakan jangkauan harapan dan kemauan untuk mencapai suatu hal atau tujuan dalam sekolah maupun pekerjaan yang berkaitan langsung dengan berbagai aspek, seperti : aspek pola asuh orang tua, kondisi social ekonomi, peran jenis (gender) lingkungan, serta pendidikan.
7.      Aktivitas sosial, yang dimaksud dengan aktivitas sosial seorang individu adalah potensi dalam bersosialisasi, seperti : aktivitas keorganisasian.
8.      Hobi dan pengisian waktu luang, waktu senggang lebih menunjukkan aktivitas ntuk kepentingan pribadi baik hobi maupun aktivitas sosial, memiliki peran yang sama karena dapat sebagai alat pengembangan dan penyaluran bakat dan minat.
9.      Keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki siswa, keluarbiasaan biasanya dapat dilihat dari kemampuan dan prestasi-prestasi yang menonjol dari siswa. Kelainan-kelainan yang dimaksud adalah berupa kelainan fisik, sosiopsikologis dan lain sebagainya.
10.  Latar belakang keluarga siswa, latar belakang keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa dapat berupa: keadaan sosial ekonomi keluarga, latar belakang pendidikan keluarga dan lingkungan tempat siswa tinggal. 

Teknik-teknik yang membantu para konselor dalam memahami individu untuk memberikan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.
 
A.    Teknik Tes
Teknik tes merupakan usaha pemahaman individu dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur, maka hasil dari pemahaman tersebut berupa hasil-hasil angka atau hasil ukur.
1.      Tes intelegensi, digunakan untuk mengukur kecerdasan. Satuan yang digunakan dalam tes Binet adalah IQ (intelegence question) yang diperoleh dari hasil pembagian antara usia mental dengan usia kronologis dikalikan 100.
2.      Tes bakat, digunakan untuk mengukur kemampuan dalam aspek-aspek khusus, seperti aspek verbal (kemampuan berbahasa), aspek numerik (kemampuan menggunakan angka-angka).
3.      Tes kepribadian, tes untuk mengukur sifat-sifat atau karakteristik primer dan skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa humor, seksual dan sebagainya.
4.      Tes prestasi, tes untuk mengukur prestasi belajar pada berbagai mata pelajaran yang diikuti siswa.
B.     Teknik Non Tes
Teknik-teknik non-tes merupakan usaha pemahaman individu tanpa menggunakan alat-alat yang bersifat menghimpun atau mengumpulkan saja. Adapun jenis instrument non-tes adalah sebagai berikut:
1.      Observasi
Teknik pengumpulan data melalui pengamatan yang bersifat kwantitatif dan direncanakan secara sistematis dan dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
2.      Wawancara
Teknik untuk memahami individu secara lisan, dengan mengadakan kontak langsung (face to face) pada klien. Ada tiga macam wawancara yang dilihat dari tiga segi, yaitu seperti berikut :
a)      Wawancara menurut tujuanya, dibedakan menjadi empat:
1)      The employment interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sifat-sifat yang dimiliki seseorang terhadap criteria yang dibutuhkan.
2)      Informational interview, wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
3)      Administrasi interview, wawancara yang dijalankan untuk keperluan administrasiguna untuk mendapatkan perubahan-perubahan dalam tindakannya.
4)      Konseling interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk keperluan konseling yang khusus dijalankan dalam proses konseling.
b)      Menurut jumlah orang yang diwawancara, dapat dibedakan menjadi :
1)      Wawancara perseorangan (individual interview).
2)      Wawancara kelompok atau golongan (group interview).
c)      Menurut peranan yang dimainkan, dibedakan menjadi :
1)       The non-directive, wawancara yang kurang terpimpin dan kurang mendasar atas pedoman-pedoman tertentu.
2)      The focused interview, wawancara yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki.
3)      The repeated interview, yaitu wawancara yang berulang, yang biasanya digunakan untuk mengikuti perkembangan tertentu, terutama dalam proses social.
3.      Catatan Anekdot
Suatu catatan tentang kejadian kasus yang berkaitan dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian pengamatan, terutama tentang catatan tingkah laku individu.
4.      Daftar cek
Daftar yang berisi unsure-unsur yang mungkin pada tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati. Daftar ini bisa digunakan dalam kegiatan observasi individu ataupun kelompok.
5.      Alat-alat mekanis
Alat yang dipergunakan sebagai pembantu dalam proses wawancara yaitu suatu percakapan yang diarahkan kepada tujuan tertentu, salaing memberikan keterangan antara kedua belah pihak yang terlibat.
6.      Angket,
Alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mendapat jawaban. Angket sama dengan questionnaire dimana jika dilahat dari bentuk questionnaire, ada tiga macam bentuk, yaitu :


a)      Close questionnaire (pertanyaan tertutup), yaitu pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya telah disediakan sehingga orang yang menjadi sasaran hanya perlu memilih jawaban. Jadi sifatnya terikat dalam artian tidak dapat dijawab secara bebas.
b)      Opened questionnaire (pertanyaan terbuka), dalam bentuk ini seseorang diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan itu.
c)      Opened and closed questionnaire, yaitu campuran dari bentuk pertanyaan tertutup dan terbuka.    
7.      Biografi dan auto biografi
Biografi dapt membantu untuk mengetahui perkembangan hidup secara menyeluruh dan garis besarnya. Auto biografi untuk mengetahui perkembangan diri secara menyeluruh.
8.      Sosiometri
Merupakan alat untuk meneliti struktur sosialindividu dalam suatu kelompok, dasar relasi social dan status social individu yang bersangkutan. Metode ini biasanya untuk menyelidiki kira-kira 100 orang karena apabila terlampau banyak jumlah orang yang diteliti maka hasilnya tidak akurat. Baik atau tidaknya hubungan social antara individu dan individu lainya dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a)      frekuensi, sering atau tidaknya anak itu bergaul. Semakin sering seseorang bergaul maka semakin baik pula dia dalam segi pergaulan.
b)      Intensitet, yaitu menilai akrab atau tidaknya mereka bergaul, semakin dalam seseorang dalam hubungan social maka semakin baik.
c)      Popularited, mengukur banyak atau sedikitnya teman bergaul yang dimiliki oleh setiap individu. Semakin banyak teman dalam hubungan sosialnya, maka semakin baik social relation yang dimiliki, dan begitu sebaliknya.
9.      Studi Dokumentasi
Studi mempelajari data-data yang sudah didokumentasikan.

10.  Studi kasus
Suatu metode penyelidikan untuk mempelajari kejadian mengenai perseorangan. Dengan kata lain, suatu metode untuk menyelidiki riwayat hidup seseorang. Penerapan metode ini tidak membutuhkan banyak informasi tetapi kita memerlukan tinjauan yang mendalam. Studi kasus, sebagai suatu metode untuk mengadakan persiapan konseling , terdiri atas :
a)      Data identifikasi (data pengenal)
b)      Tanda-tanda atau gejala-gejala yang menampak
c)      Interprestasi dari data
d)     Langkah-langkah yang akan diambil dalam memberikan konseling


Referensi :

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar