Kegiatan Bimbingan dan
Konseling tidak serta merta berjalan tanpa arah dan tujuan, dalam melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling ada cara dan teknik dalam memahami individu
yang akan melakukan bimbingan dan konseling agar mengetahui arah dan tujuan
dilakukannya bimbingan dan konseling. Setiap individu yang melakukan bimbingan
dan konseling memiiki masalah yang berbeda, maka konselor harus bisa memahami
setiap individu dengan berbagai teknik yang ada. Pemahaman yang dilakukan oleh
konselor melalui beberapa cara yang harus diperhatikan seperti :
1. Pendekatan
dengan alat-alat yang digunakan.
2. Aspek-aspek
pribadi yang akan dikembangkan.
3. Mengolah
dan menginterprestasi data agar dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman
terhadap individu.
4. Melakukan
pelayanan.
Konselor harus memahami dan
memperhatikan setiap individu dalam kegiatan bimbingan dan konseling yang
meliputi keseluruhan kepribadian siswa beserta latar belakang yang berkaitan,
tapat diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut :
1.
Identitas diri , terkait dengan berbagai
aspek yang secara langsung menjadi cirri-ciri umum atau utama, keunikan pribadi
misalnya nama, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
2.
Kondisi jasmani kesehatan.
3.
Kapasitas dan kecakapan, berkaitan
dengan kemampuan yang bersifat potensial yang terkandung dan bersifat umum atau
yang sering disebut dengan intelegensi (kecerdasan dasar)
4.
Sikap dan minat , sikap merupakan
kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap seseorang ataupun situasi
tertentu. Minat merupakan kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang
memusatkan perhatian terhadap sesuatu.
5.
Watak dan tempramen, merupakan
salah satu unsure yang paling utama dalam kepribadian seseorag sama dengan
unsur-unsur kepribadian lainnya.
6.
Aspirasi sekolah dan pekerjaan / karier,
merupakan jangkauan harapan dan kemauan untuk mencapai suatu hal atau tujuan
dalam sekolah maupun pekerjaan yang berkaitan langsung dengan berbagai aspek,
seperti : aspek pola asuh orang tua, kondisi social ekonomi, peran jenis
(gender) lingkungan, serta pendidikan.
7.
Aktivitas sosial, yang dimaksud dengan
aktivitas sosial seorang individu adalah potensi dalam bersosialisasi, seperti
: aktivitas keorganisasian.
8.
Hobi dan pengisian waktu luang, waktu
senggang lebih menunjukkan aktivitas ntuk kepentingan pribadi baik hobi maupun
aktivitas sosial, memiliki peran yang sama karena dapat sebagai alat pengembangan
dan penyaluran bakat dan minat.
9.
Keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang
dimiliki siswa, keluarbiasaan biasanya dapat dilihat dari kemampuan dan
prestasi-prestasi yang menonjol dari siswa. Kelainan-kelainan yang dimaksud
adalah berupa kelainan fisik, sosiopsikologis dan lain sebagainya.
10.
Latar belakang keluarga siswa, latar
belakang keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa dapat berupa:
keadaan sosial ekonomi keluarga, latar belakang pendidikan keluarga dan
lingkungan tempat siswa tinggal.
Teknik-teknik yang membantu para
konselor dalam memahami individu untuk memberikan bimbingan dan konseling
terbagi menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.
A. Teknik Tes
Teknik
tes merupakan usaha pemahaman individu dengan menggunakan alat-alat yang
bersifat mengukur, maka hasil dari pemahaman tersebut berupa hasil-hasil angka
atau hasil ukur.
1. Tes
intelegensi, digunakan untuk mengukur kecerdasan. Satuan yang digunakan dalam
tes Binet adalah IQ (intelegence question) yang diperoleh dari hasil pembagian
antara usia mental dengan usia kronologis dikalikan 100.
2. Tes
bakat, digunakan untuk mengukur kemampuan dalam aspek-aspek khusus, seperti
aspek verbal (kemampuan berbahasa), aspek numerik (kemampuan menggunakan
angka-angka).
3. Tes
kepribadian, tes untuk mengukur sifat-sifat atau karakteristik primer dan
skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa humor, seksual dan
sebagainya.
4. Tes
prestasi, tes untuk mengukur prestasi belajar pada berbagai mata pelajaran yang
diikuti siswa.
B. Teknik Non Tes
Teknik-teknik
non-tes merupakan usaha pemahaman individu tanpa menggunakan alat-alat yang
bersifat menghimpun atau mengumpulkan saja. Adapun jenis instrument non-tes
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik pengumpulan data melalui
pengamatan yang bersifat kwantitatif dan direncanakan secara sistematis dan
dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
2. Wawancara
Teknik untuk memahami individu
secara lisan, dengan mengadakan kontak langsung (face to face) pada klien. Ada
tiga macam wawancara yang dilihat dari tiga segi, yaitu seperti berikut :
a) Wawancara
menurut tujuanya, dibedakan menjadi empat:
1) The
employment interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran
tentang sifat-sifat yang dimiliki seseorang terhadap criteria yang dibutuhkan.
2) Informational
interview, wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
3) Administrasi
interview, wawancara yang dijalankan untuk keperluan administrasiguna untuk
mendapatkan perubahan-perubahan dalam tindakannya.
4) Konseling
interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk keperluan konseling yang khusus
dijalankan dalam proses konseling.
b) Menurut
jumlah orang yang diwawancara, dapat dibedakan menjadi :
1) Wawancara
perseorangan (individual interview).
2) Wawancara
kelompok atau golongan (group interview).
c) Menurut
peranan yang dimainkan, dibedakan menjadi :
1) The non-directive, wawancara yang kurang
terpimpin dan kurang mendasar atas pedoman-pedoman tertentu.
2) The
focused interview, wawancara yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang
mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki.
3) The
repeated interview, yaitu wawancara yang berulang, yang biasanya digunakan
untuk mengikuti perkembangan tertentu, terutama dalam proses social.
3. Catatan
Anekdot
Suatu catatan tentang kejadian
kasus yang berkaitan dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian
pengamatan, terutama tentang catatan tingkah laku individu.
4. Daftar
cek
Daftar yang berisi unsure-unsur
yang mungkin pada tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati. Daftar ini
bisa digunakan dalam kegiatan observasi individu ataupun kelompok.
5. Alat-alat
mekanis
Alat yang dipergunakan sebagai
pembantu dalam proses wawancara yaitu suatu percakapan yang diarahkan kepada
tujuan tertentu, salaing memberikan keterangan antara kedua belah pihak yang
terlibat.
6. Angket,
Alat pengumpulan data yang berupa
serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mendapat jawaban. Angket sama
dengan questionnaire dimana jika dilahat dari bentuk questionnaire, ada tiga
macam bentuk, yaitu :
a) Close
questionnaire (pertanyaan tertutup), yaitu pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya
telah disediakan sehingga orang yang menjadi sasaran hanya perlu memilih
jawaban. Jadi sifatnya terikat dalam artian tidak dapat dijawab secara bebas.
b) Opened
questionnaire (pertanyaan terbuka), dalam bentuk ini seseorang diberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan
itu.
c) Opened
and closed questionnaire, yaitu campuran dari bentuk pertanyaan tertutup dan
terbuka.
7. Biografi
dan auto biografi
Biografi dapt membantu untuk
mengetahui perkembangan hidup secara menyeluruh dan garis besarnya. Auto
biografi untuk mengetahui perkembangan diri secara menyeluruh.
8. Sosiometri
Merupakan alat untuk meneliti
struktur sosialindividu dalam suatu kelompok, dasar relasi social dan status
social individu yang bersangkutan. Metode ini biasanya untuk menyelidiki
kira-kira 100 orang karena apabila terlampau banyak jumlah orang yang diteliti
maka hasilnya tidak akurat. Baik atau tidaknya hubungan social antara individu
dan individu lainya dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a) frekuensi,
sering atau tidaknya anak itu bergaul. Semakin sering seseorang bergaul maka
semakin baik pula dia dalam segi pergaulan.
b) Intensitet,
yaitu menilai akrab atau tidaknya mereka bergaul, semakin dalam seseorang dalam
hubungan social maka semakin baik.
c) Popularited,
mengukur banyak atau sedikitnya teman bergaul yang dimiliki oleh setiap
individu. Semakin banyak teman dalam hubungan sosialnya, maka semakin baik
social relation yang dimiliki, dan begitu sebaliknya.
9. Studi
Dokumentasi
Studi mempelajari data-data yang sudah
didokumentasikan.
10. Studi
kasus
Suatu metode penyelidikan untuk
mempelajari kejadian mengenai perseorangan. Dengan kata lain, suatu metode
untuk menyelidiki riwayat hidup seseorang. Penerapan metode ini tidak
membutuhkan banyak informasi tetapi kita memerlukan tinjauan yang mendalam.
Studi kasus, sebagai suatu metode untuk mengadakan persiapan konseling ,
terdiri atas :
a) Data
identifikasi (data pengenal)
b) Tanda-tanda
atau gejala-gejala yang menampak
c) Interprestasi
dari data
d) Langkah-langkah
yang akan diambil dalam memberikan konseling
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar